SECARA ? * Bingung?, Sama ! *

if_trees_could_talk_by_toxicpurple.jpeg

Bulan Agustus pasti identik dengan namanya hari kemerdekaan yang jatuh tiap 17 Agustus. Seperti biasa pula banyak cara untuk memperingatinya, mulai dari pasang umbul-umbul bernuansa merah putih baik dijalan-jalan sampai pada menghias tempat-tempat umum dengan nuansa merah putih yang cantik.

Berbagai jenis perlombaan tradisional pun juga mulai diadakan dari kalangan anak TK sampai karyawan perkantoran. Mulai dari perlombaan membawa kelereng dalam sendok sampai panjang pinang. Pokoknya kalau menyambut hari kemerdekaan negri tercinta ini bawaannya asik terus..

Tapi, banyak hal yang berubah, baik itu kearah yang baik maupun kearah yang justru malah memperburuk kemajuan Negara kita.

Ada satu yang aku nggak suka dari perubahan yang tak kasat mata dipandang ok-ok saja dan fun, tapi sebenernya nggak ok banget dan dapat merusak generasi bangsa lho!

Lupain deh sinetron jiplakan versi Indonesia yang basi dan jelas-jelas maksain serta tidak mendidik! Lupain juga

bahasa gaul yang akika, nengkri, atau apalah itu yang sudah nggak in dan nggak happening saat ini!

Sekarang waktunya untuk mengulas kata ” secara “ yang dipakai seenak udelnya * pusar ( maklum orang Suroboyo ) sendiri saat bertutur kata.

Ok lah, aku nggak bohong kalau misalnya aku sebagai anak muda Indonesia jaman sekarang yang hanya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta baku saat presentasi di kelas dan didepan dosen serta dalam hal membuat paper. Lain daripada itu, aku nggak pernah ngomong atau bicara dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dewi Sahertian memang keren dalam berinovasi menemukan bahasa gaul yang dulunya sempat booming. Baik dalam obrolan biasa sampai muncul dilayar kaca karena dipakai sama MC-MC kondang bambang. * wah aku ya make bok*

Sekarang giliran kata ” secara “ yang asataga naga dipakai dan lagi ngetren dikalangan anak muda mulai dari bangku SMP-perkuliahan * nggak tahu kalau perkantoran make’ nggak itu kata.

Diradio anak muda yang kondang di Surabaya seperti DJ FM, EBS FM, para pendengar yang menelpon sampai pada penyiarpun memakai kata secara saat ngomong atau bicara sesuatu.

Pemakaian kata secara yang saya maksud bukan dalam pemakaian yang baik dan benar lho! Tapi asal aja ditaruh ditempat yang kedengarannya saat kita ngobrol terdengar cool dan keren serta mengikuti perkembangan bahasa gaul serta disuarakan dengan penekanan nada tertentu. * buat yang bingung aku juga susah jelasinnya, coba dengerin aja ceriwis yang sering makai itu kata *

Contoh :

Aduh aku suka banget bok dengan cardigan pink yang secara gue banget dan eye catchy banget!

Nah itu dia maksud kata “secara” yang dipakai asal-asalan.

Kalau boleh nanya nie * harus boleh duong!* Siapa yang nemuin bahasa gaul secara itu?

Jujur aku nggak suka dengan pemakaian kata itu yang dipakai asal! Itu nggak mendidik kita-kita lho sebagai anak muda.

Saya tanya ya bagi para pengujung RD apakah tahu secara jelas apa itu arti kata secara?

Apakah RD Lovers tahu jelas penggunaannya?

Kalau kata itu terus dipakai tanpa kita yang bicara tahu artinya dan bagaimana cara pakainya dan dipakai sembarangan biar terkesan cool dan gaya abis, hal tersebut justru merusak bangsa lho!

Meski tak kasat mata kita anggap itu adalah suatu hal yang sesaat dan nanti bisa hilang sendiri kalau sudah nggak happening itu adalah pemikiran yang salah.

Semakin dibiarkan, semakin kita terbiasa. Kalau kita semakin terbiasa dengannya, semakin kita susah untuk menghilangkan hal itu karena itu sudah menjadi bagian dalam rutinitas dan kebiasaan hidup kita.

Akhir kata, apapun perkembangan baik itu dari segi bahasa gaul kalau memang dibuat fun sih asik aja, tapi harus tahu diri dan nggak masuk didalamnya terus menggunakannya seperti layaknya bahasa ibu kita.

Kalau mau membuat perubahan haruslah perubahan yang bijaksana, dan membawa dampak yang baik dan positif bagi kemajuan Indonesia itu sendiri baik dari segi bangsa maupun masyarakatnya.

Merdeka, dan majulah terus Indonesiaku!

* mau lihat siapa yang bikin famous bahasa gaul, kapan, lewat apa click aja di sini.

29 thoughts on “SECARA ? * Bingung?, Sama ! *

  1. anthonysteven says:

    Hmmmm

    bahasa untuk manusia kan bukan manusia untuk bahasa?

    Bukannya bahasa memang dibentuk untuk memudahkan komunikasi dan bukannya untuk dipuja sebagai tradisi?

    *hanya-pemikiran*
    *jadi-inget-punya-temen-yang-perhatian-banget-sama-masalah-bahasa 🙂 *

  2. sakuralady says:

    ck ck.. bahasannya si evelyn ga keukeuh euy.
    *keukeh bahasa gaul juga bukan? xixixixixi*

    well, sah2 saja sih dipake bahasa gaul.
    segala sesuatu itu kalo pada sikon dan tempat yg bener mah akan baik2 saja. cth: kalau di forum/milis, mendingan pake kata “saya” atau “aku”. terkecuali forum/milis yg anak muda banget, bahasin lagu kah, pilm kah..

    Utk kata “secara” itu emang ngetrend, dan perlahan2 menurut ku akan ilang juga, kaya “kacian dhe lo” yg diomongin dari anak umur 5 tahun sampe umur 50thn.. lama2 dah jarang dipake juga gitu.. cth lain, kaya “akika” itu juga bahasa bencis yg jarang didenger khan.. 😀

    anyway, gua setuju dhe untuk “majulah terus Indonesiaku” hehehee

  3. riawibisono says:

    Eve…. nulis yang gena sana loh… kirim esai tentang ini ke koran…
    Kamu udah mulai tajam ngamatin fenomena sosial, tinggal dirapikan aja penulisannya, dan kasih fakta-fakta, solusi…. ayo dong kapan kamu masuk Prokon Aktivisnya JP…
    soal ‘secara’ ya emang penggunaannya nggak tepat banget. kata ‘secara’ ini kan seharusnya bermakna dengan cara.
    contoh penggunaan yang benar:
    “Dia menggunakan uangnya secara cermat.”

    Dugaanku, penggunaan kata ‘secara’ yang tidak tepat ini disebabkan karena kata ini dipadankan dengan kata ‘since’ dalam bahasa Inggris. Coba deh gunakan ‘secara’ yang asal itu:
    “Secara Christian Sugiono itu cakep, gue ngefans ama dia.”
    yang kalo diterjemahin dalam bahasa Inggris jadi:
    “Since Christian Sugiono is very cute, I admire him so much.”

    kata ‘since’ dalam bahasa Inggris kan maknanya bisa berarti karena atau sejak. Nah, dalam kalimat di atas artinya ‘karena’.
    Jadi mestinya, dalam bahasa Indonesia jadi :
    “karena CS cakep, gue ngefans ama dia.”
    entah bule nyasar darimana yang menerjemahkan ‘since’ jadi ‘secara’ dan diikuti oleh anak2 muda… hehehe….

  4. fertobhades says:

    banyak yang memperdebatkan apakah penggunaan bahasa prokem itu memperkaya atau malah mendegradasi bahasa indonesia baku. masing-masing punya sudut pandang sendiri.

    masalahnya, penggunaan bahasa prokem pasti selalu ada di kota-kota besar, dan itu biasanya punya trend sendiri.

  5. evelyn pratiwi yusuf says:

    To Antony:
    Aku lebih tepatnya tidak memikirkan masalah bahasa. Tapi aku memikirkan masalah perubahan sosial yang lagi ini saat ini dan orang pikir itu baik-baik aja. Memang benar bahasa untuk manusia, dan juga memang benar bukan manusia untuk bahasa. Tapi kalau ada sesuatu yang salah dengan bahasa itu sendiri dan nantinya bukan malah mempermudah tapi malah terjadi miss komunikasi saat berbicara maka manusia untuk bahasa akan muncul untuk memperbaiki bahasa itu. 🙂 Setuju nggak?
    emang sipa temen kamu yang suka mempermasalahkan bahasa? 😉

    To Sakuralady:
    Sakura, memang kenapa dengan bahasaku di postingan ini? Terlalu beratkah? 🙂 Atau justru kurang berat? * seperti barang aja pakai berat-berat segala * 🙂 Untuk memajukan Indonesia harusnya kita bisa milah-milah kata gaul mana yang ok dan saat kapan dipakai. Bukan seenaknya sendiri di pakai dimanapun, OK?

    To Ria:
    AKu sudah berulang kali nulis untuk Prokon Aktivisnya Jawa Pos, tapi sebelnya minta ampun nggak pernah dimuat. Mungkin gara-gara kurang disana-sini kali ya? 😉 Kamu juga biasanya nulis, tapi kok sekarang nggak lagi ya, kenapa? 🙂
    Thank’s buat contohnya, informatif banget…sangat berguna buat pengunjung yang lain. Aku juga agak sering pakai, tapi lama-lama merasa aneh kalau makai kata secara. Kadang dikampus anak-anak pada kurang ngeh kalau aku keceplosan berkata secara.
    *soalnya mungkin dikampus kurang in kali ya?*
    Bule nyasar? Kok tahu yang nemuin bule nyasar?

    To ferthob:
    Berikan contoh duong bahasa yang nggak sesuai prokem yang lagi in di kotamu, penasaran nie. 🙂

    To Jie:
    Bahasa gaul memangnya kapan dapat menimbulkan omongan kasar?

    To Syafriadi:
    Welcome to RD :).
    Jawabannya udah di jawab ama RIa Wibisono dan Jie. 🙂

  6. PRETTY IN THE CITY says:

    aku sering denger radio hard rock jakarta, penyiarnya sering menyebutkan kata “secara”. Namun aku sih oke-0ke aja tuh, gak masalah, eve.

    aku malah pikir, memang itu-lah cara yang benar menggunakan kata “secara” =) yang penting aku nangkep apa yang dibicarakan.

    Setuju sama Jie. aku lebih gak srek kalo menggunakan kata konotasi kasar seperti: “laki gue” ato “bini gue” ato “babu gue” ;p kuping ku gatel, Eve, tiap ada yang omong gitu.

  7. riawibisono says:

    aku ga pernah nulis soalnya males, temanya ga menarik. tapi minggu ini aku nyoba ngirim, soalnya temanya nasionalisme *skripsi gue banget*.

    coba aja tulisan2 kamu yang ga dimuat diposting di blog, kan bisa dievaluasi bareng2. belum tentu karena jelek lho Evelyn, tau kan ideologi media massa? kalo tulisanmu ga sesuai sama ideologinya dia, kecil kemungkinan dimuat. makanya perhatiin tajuk rencananya tu koran, kan di situ kita bisa tau gmana pandangan redaksi ttg isu2 yg hangat. kalo mau cheat ya tulisanmu dibuat sesuai sama pandangan dia (ini kalo ngebet banget pengen dimuat, tapi ya sebenernya gak apa2 kalo emang kamu sepaham sama dia kan?).

    eniwei, yg menarik ya, di Amrik itu semua presidennya selalu berbahasa Inggris baik dan benar.kalo pemimpin bahasa Inggrisnya ngawur,ga bakal ada yang mau nyoblos di Amrik. coba di Indo, pejabat kita bhsnya banyak yg kacau. Soeharto aja kalo ngomong kebanyakan pake ‘daripada’. padahal bahasa ni penting banget lho. kata pakar2 nasionalisme, bahasa adalah faktor yg sangat penting untuk membentuk kesadaran berbangsa *bahasa yang bener tentunya*

  8. evelyn pratiwi yusuf says:

    To Pretty:
    “aku malah pikir, memang itu-lah cara yang benar menggunakan kata “secara” =) yang penting aku nangkep apa yang dibicarakan. ”

    Maksudnya apa yach?Kok bisa penggunaan kata secara yang asal itu dibilang penggunaannya sudah bener?*aneh* 😉

    To Ria:
    Wah harusnya di Indonesia juga berlaku aturan itu, biar kita tahu para pejabat yang memperjuangkan suara kita bisa nggak menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai prokem dan itu baik serta benar. Bayangin aja kalau kepala negara nggak bisa pakai bahasa Indonesia yang baik dan benar tapi mahir pakai bahasa Inggris dengan grammar yang ok punya! * bisa malu aku jadi warga negara ini!*
    Aku maunya sih mostingin di blog tapi kadang males untuk copy paste *berpikir topik lain lebih ok* kadang juga mau nulis tentang topik ok aku malah males ngetik. Ntar deh kalau aku nggak males aku poting yang ok.
    Semoga juga tulisanmu di muat ya di kolom Prokon Aktivis 🙂 *ntar uangnya bagi ama aku * 🙂

    To: Anang
    Welcome to RD 😉 semoga sering dateng.
    Thank’s buat informasinya yach..

    To Fertob:
    Kirain kamu tinggal dimana. 🙂

  9. 23i says:

    evelyn pratiwi yusuf, nice posting you have here!
    setuju banget deh, bahasa indo makin kacao sekarang2 ini. apalagi didukung sama media teve dll.. kacao.. kacao…
    tapi buat lucu2an it’s ok kali ya, selama ngga bikin rancu bahasa kita..

    *salam kenal n’ merdekaaaaa* 😀

  10. almas says:

    ^_^
    kok pertanyaanya sama seperti aku ya…. dan ampe sekarang saya masih terbengong-bengon mendengar orang bicara pake kata ‘secara’ gaul itu…

  11. riawibisono says:

    Kayaknya ndak dimuat deh Lyn. Soale isune lebih mengarah ke etnosentrisme, sementara aku ndak mbahas soal itu blas. Aku lebih mbahas soal gimana mempopulerkan nasionalisme pada kaum muda.
    Memang kasian bahasa kita. Dulu pas aku SMA ya, nilainya anak2 utk pelajaran bahasa Inggris better daripada nilai bhs Indonesia. Sampe wali kelasku bingung! Tapi aku gak yo, seimbang pek…. terus inget juga pas aku dulu jadi editor majalah sekolah, pake kata ‘banget’ aja aku dimarah2in sama pembimbingnya. Eh, angkatan berikutnya lebih parah, bahasanya SMS abis. Sedih aku. Kenapa pakai bahasa Indonesia yg baik selalu dicela. Dulu ya gitu pas di La Komtra, dibilang kurang gaul. Padahal aku nulisnya susah payah, ngumpulin data, wawancara sebanyak mungkin.

  12. evelyn pratiwi yusuf says:

    Mike dalam bahasa Inggris artinya memang sama, tapi lihat dulu duong kita hidupnya dimana? Yang jelas kan bukan di Inggris atau benua Eropa. 😉

  13. mikearmand says:

    yah anggap saja ‘secara’ itu semacam variety dalam bahasa indo kita. Lagipula bahasa itu selalu berkembang jadi tidak pernah baku, selalu ada kosakata baru dan pemakaian baru. justru kalau suatu bahasa itu statis maka itu tandanya bahasa itu akan punah

  14. pratanti says:

    “…tapi harus tahu diri dan nggak masuk didalamnya terus menggunakannya seperti layaknya bahasa ibu kita.”

    sangat setuju dengan pendapat ini ! Saya sangat terganggu saat menghadapi orang yang menggunakan kata “secara” dengan tidak tepat, dalam situasi formal. Jadi gak lucu, malah menurunkan respek orang lain. Ups… kok jadi curhat?

    salam kenal 😀

  15. evelyn pratiwi yusuf says:

    @ Mike:
    Ya opa Mike, aku terima deh komenmu yang seperti filsuf bahasa aja. 🙂

    @Anggara:
    Benar… kalau ada yang tahu siapa yang mempopulerkan kata itu, enaknya kita hajar bareng aja yach… yuk… 🙂

    @Pratanti:
    Lan kenal ya…
    Gak apa2 kok kalau mau curhat di sini….:)
    Sering2 aja deh…

  16. tedytirta says:

    Salam kenal, ternyata Anda sudah duluan menulis tentang penggunaan “secara” yang salah. Baru dua hari ini saya tulis tentang hal yang sama di sini. Tulisan yang bagus… 😀
    Orang kadang bangga sih bisa dianggap gaul…padahal ngaco.

  17. evelyn pratiwi yusuf says:

    @Teddy:
    Lam kenal juga 🙂
    Terima kasih atas pujiannya.
    Aku juga paling nggak suka kalau orang tuh ngaco.
    Kata siapa terlihat keren?
    Malah katrok lagi! 🙂

  18. putry says:

    taw,,,iah coz qw ndiri jg pake bhs ky gtw,,,,,,,,,,tp qw pgn nanya ne?? dampak negatif dan positif dari bahasa gaul ndiri apa iah

  19. evelyn pratiwi yusuf says:

    Aku rasa dirimu bisa menjawabnya.
    🙂
    Orang malas pakai bahasa Indonesia yang baik, jadi tambah tidak sopan dan masih banyak lagi 🙂

Leave a reply to pratanti Cancel reply